HUBUNGAN SELF COMPASSION DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD BLAMBANGAN BANYUWANGI TAHUN 2022

Pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis mempertahankan hidupnya dengan terapi hemodialisa, lamanya waktu hemodialisa menyebabkan dampak ketergantungan dan gangguan psikologis pada pasien. Adapun dampak psikologisnya yaitu penurunan self-compassion. self compassion menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan self compassion dengan kualitas hidup pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang menjalani hemodialisa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah study correlation dengan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 88 responden dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner SCS (Self Compassion Scale) dan WHOQOL-BREF. Analisa data menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan SPSS 25 for windows. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 56 responden (63,6%) memiliki self compassion berada pada kategori sangat rendah, serta sebanyak 71 responden (80,7%) memiliki kualitas hidup berada pada kategori cukup buruk. Setelah dianilisis statistik didapatkan nilai ρ value 0,037 (α<0,05) yang berarti ada Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat diartikan ada hubungan antara self compassion dengan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Blambangan Banyuwangi tahun 2022. Ketergantungan pasien yang menjalani hemodialisa dapat menyebabkan pasien terus memikirkan rasa sakitnya dan terjadi gangguan psikologis, oleh karena itu masalah tersebut harus segera diatasi. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara responden dapat mengikuti berbagai kegiatan spiritual untuk meningkatkan self compassion dan kualitas hidupnya agar jauh lebih baik.

Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisa, Self Compassion, Kualitas Hidup.